Peternak Sapi Majalengka Belum Berani Beli Sapi Bakalan


        Peternak penggemukan sapi di wilayah Majalengka belum bersedia berbelanja sapi bakalan akibat harga yang belum normal. Mereka masih tetap menahan uang hasil penjualan sapi saat lebaran.
     Beberapa bandar sapi bakalan di Desa Pasirmuncang dan Cijurey, Kecamatan Panyingkiran yang biasanya berbelanja sapi seminggu sekali ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur pun kini hanya hanya mampu berbelanja tiga minggu sekali.
 Menurut keterangan beberapa petani penggemukan sapi di Kelurahan Kulur, dan Desa Pancurendang, Kecamatan Majalengka, para petani kini enggan berspekulasi untuk berbelanja sapi di saat kondisi harga tidak stabil. Khawatir berdampak pada kerugian yang cukup besar.

    “Kalau kita beli sapi sekarang dengan harga yang cukup mahal mencapai Rp 4 hingga 5 juta per ekor, setahun kemudian di saat kita akan menjual ternyata harga murah. Kita rugi besar nanti. Padahal biaya pemeliharaan lumayan besar,” ungkap Nono salah seorang peternak sapi di Desa Pancurendang.
     Makanya menurut Nono, sebelum harga sapi bakalan normal kembali, petani di wilayahnya kini fokus dulu memelihara domba dan bertani sawah. Dengan harapan beberapa waktu kedepan harga sapi bakalan bisa normal kembali.
     “Di desa kami sebetulnya kebanyakan memelihara sapi, hampir setiap keluarga punya sapi. Tak heran banyak kebun rumput sekitar rumah. Karena dari sapi dianggap lebih menguntungkan dibanding ternak domba bahkan bertani tembakau,” ungkap Wawan.