Jawa Barat Kekurangan 18.712 Ekor Sapi

    Kebutuhan daging sapi di Jawa Barat selama H-7 Lebaran atau selama 45 hari adalah 77.670 ekor, sedangkan jumlah sapi yang tersedia hanya 58.958 ekor. Dengan demikian Jabar memiliki kekurangan sebanyak 18.712 ekor sapi atau setara dengan 3.562 ton.
    Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan Jabar, Koesmayadi kepada wartawan di Jl. Ahmad Yani, Bandung pada Jumat (3/7). Padahal, menurut dia pada akhir tahun ini, jumlah sapi di Jawa Timur akan surplus 86.106 ekor atau setara 17.990 ton. “Artinya,  kekurangn Jabar sebetulnya bisa dilengkapi dari Jatim. Namun, karena penawaran sapi dari Jabar lemah dibandingkan daeerah lainnya, maka Jabar tidak bisa memenuhi kekurangan tersebut. Jadi masih ada kelemahan di tataniaga dan itu sulit diantisipasi dalam bentuk intervensi harga atau pasar” katanya.

Lele Jumbo Si Mesin Pengolah Limbah

Ikan Lele memiliki daya tahan yang cukup kuat dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainya, pada awalnya Aa' memelihara ikan selain sebagai hobi juga untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di dareah tempat tinggal Aa'. Namun ternyata Aa' bisa mengambil manfaat lain dari memelihara ikan lele, kebetulan Aa' memiliki RPH (Rumah Potong Hewan "Ayam Broiler") yang tentunya setiap hari akan ada limbah hewan yang perlu proses untuk mengurai, sebelumnya limbah tersebut digunakan untuk pupuk dikebun namun lama kelamaan limbah tidak mungkin proses pemupukan dilakukan setiap hari.
Ternyata semenjak Aa' memelihara ikan lele, Aa' tidak terlalu pusing lagi memikirkan libah tersebut karena Aa' memiliki Lele Jumbo Si Mesin Penghancur Limbah ... hehehe :)

HARGA DAGING AYAM :: Peternak tuding merupakan permainan industri besar

Sekretaris DPP Pengusaha Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Aswin Pulungan menuding industri sengaja menaikkan harga eceran ayam baru lahir (DOC) dan harga pakan ternak yang otomatis mendongkrak harga jual unggas terutama ayam ras.

Sapi Rancah, Ikon Baru Peternakan di Jabar Rabu

CIAMIS,(PRLM).- Sapi lokal Rancah bakal dijadikan sebagai salah satu ikon ternak di Provinsi Jawa Barat. Ternak yang merupakan plasma nutfah lokal tersebut nantinya bakal dikembangkan di kawasan Jawa Barat bagian selatan.
"Sapi rancah merupakan salah satu plasma nutfah yang perlu dilestarikan, untuk itu perlu upaya pengembangan secara maksimal. Nantinya sapi loka yang sampai saat ini lebih banyak diberi pakan alami tersebut , bakal menjadi salah satu ikon baru ternak Jabar," tutur Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Deny Juanda.
Dia mengemukakan itu disela meninjau peserta Kontes Ternak atau pesta Patok tingkat Jawa Barat yang dipusatkan di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Rabu (12/6). Dalam peninjauan ia didampingi Direktur Pakan Ternak Mursyid Ma'sum, Kepala Dinas Peternakan Prov. Jabar Koesmayadi, Bupati Ciamis Engkon Komara dan lainnya.

Yuk Bisnis Ternak Sapi, Ada Tiga `Emas` Menanti Anda

Jakarta - Peluang bisnis peternakan sapi perah dan potong sejatinya sangat potensial di pasar dalam negeri. Kenyataannya saat ini Indonesia kekurangan daging dan susu sapi sehingga harus impor besar-besaran setiap tahun.

Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI bidang pertanian, Herman Khaeron mengungkapkan beternak sapi sangat menguntungkan. Ia menjelaskan ada tiga `emas` yang bisa diperoleh. Pertama, emas putih dari susunya. Kedua, emas merah dari dagingnya dan yang ketiga adalah emas hijau dari kotorannya dimanfaatkan menjadi pupuk kandang.

"Ini adalah peluang besar tentunya untuk dikembangkan. Susu itu bisa diproduksi setiap hari. Seekor sapi menghasilkan susu dua kali sehari. Dan hasilnya bisa 20 liter per ekor dalam sehari," kata Herman dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/5/2012)

Sapi Bali

Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik, hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI TAHUN 2014 KABUPATEN MAJALENGKA

Peternakan memiliki peranan yang stategis dalam upaya pemantapan ketahanan pangan hewani, pemberdayaan ekonomi masyarakat di pedesaan, serta dapat memacu pengembangan wilayah. Dalam meningkatkan produktifitas dan daya saing produksi peternakan, faktor – faktor strategis yang harus dikelola secara efisien dan efektif antara lain lahan, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Jika pembangunan pertanian kita diarahkan untuk memberikan pertumbuhan yang berkualitas (pro growth, pro-job, dan pro-poor), maka peternakan memiliki potensi yang sangat baik untuk menciptakan pertumbuhan yang berkualitas tersebut. Ironisnnya saat ini pembangunan peternakan belum optimal memberikan pertumbuhan yang berkualitas.
Swasembada daging sapi 2014, begitulah tekad yang dicanangkan oleh pemerintah pusat sebagai satu komitmen dalam kemandirian pangan hewani, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memacu pengembangan wilayah. Program ini juga merupakan peluang untuk dijadikan pendorong dalam mengembalikan Indonesia sebagai eksportir sapi seperti pada masa lalu. Tantangan ini tidak mudah, karena saat ini impor daging dan sapi bakalan sangat besar, sekitar 30 persen dari kebutuhan daging nasional. Bahkan ada kecenderungan volume impor terus meningkat yang secara otomatis akan menguras devisa negara sangat besar. Bila kondisi ini tidak diwaspadai, hal ini dapat menyebabkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani khususnya daging sapi semakin jauh dari harapan.
Impor daging dan sapi bakalan semula dimaksudkan hanya untuk mendukung dan menyambung kebutuhan daging sapi yang terus meningkat. Di beberapa daerah ternyata daging dan sapi bakalan impor justru berpotensi mengganggu peternakan sapi potong lokal. Harga daging, jeroan dan sapi bakalan impor relatif sangat murah, karena sebagian besar merupakan produk atau barang yang kurang berkualitas. Investasi peternakan sapi potong skala besar semakin menjurus pada kegiatan hilir saja yaitu impor dan perdagangan, dengan perputaran modal yang sangat cepat dan resiko yang lebih kecil. Aktivitas peternakan sapi potong saat ini belum terintegrasi dan bersinergi dengan kegiatan di sektor hulu. Sementara itu kegiatan di hulu yang merupakan usaha pembibitan dan budidaya sapi, sebagian besar dilakukan oleh peternak dengan skala terbatas dan dengan margin yang kecil. Mereka harus menghadapi persaingan yang kurang seimbang, termasuk serbuan daging murah.

Sapi Simetal

Sapi simetal dalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg

Sapi Madura


Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.

Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
  • Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
  • Paha belakang berwarna putih.
  • Kaki depan berwarna merah muda.
  • Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
  • Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

Konsumsi Susu Orang Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia & Filipina

Tingkat konsumsi susu per kapita per tahun masyarakat Indonesia masih sangat minim. Bahkan dibandingkan dengan konsumsi susu negara tetangga, Indonesia masih tertinggal.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan saat ini pola pikir masyarakat Indonesia masih menganggap susu itu sebagai barang yang mewah. Konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 11 liter/kapita/tahun.

"Bandingkan dengan Malaysia dan Filipina yang mencapai 22 liter/kapita/tahun, 2 kali lipatnya. Apalagi Eropa yang hampir mencapai 100 liter/kapita/tahun," ungkap Rusman saat acara temu wartawan di kantornya, Senin (28/5/12).

Rusman mengungkapkan dalam programnya mempromosikan dan mendorong masyarakat untuk lebih banyak mengkonsumsi susu, pemerintah mengalami kendala dengan tingkat produksi yang jauh di luar harapan.

"Ini dilematis, lebih menyedihkan lagi hanya 30% yang bisa dicukupi dari produksi dalam negeri, 70% lagi impor," lanjutnya.

Sapi di gunung salak akan diberinama Shukoi

Balai Embrio Ternak (BET) di Desa Cipeulang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu mendadak ramai sepekan terakhir. Tempat itu digunakan sebagai salah satu posko pencarian korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing di Gunung Salak, Rabu 9 Mei 2012.

Pedoman Perizinan Usaha Peternakan

Berdasarkan Kepmentan No. 404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perizinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan, antara lain menerangkan bahwa usaha peternakan ada 2 macam yaitu peternakan rakyat dan perusahaan peternakan.

1. Peternakan Rakyat adalah peternakan yang tidak diwajibkan memiliki ijin usaha namun harus memiliki Tanda Daftar Peternakan Rakyat yang kewenangannya ada di Kab/Kota atau silakan menghubungi Dinas yang membidangi fungsi peternakan di Kab./Kota. Skala usaha peternakan rakyat khusus unggas yaitu :