Peternak Sapi Majalengka Belum Berani Beli Sapi Bakalan


        Peternak penggemukan sapi di wilayah Majalengka belum bersedia berbelanja sapi bakalan akibat harga yang belum normal. Mereka masih tetap menahan uang hasil penjualan sapi saat lebaran.
     Beberapa bandar sapi bakalan di Desa Pasirmuncang dan Cijurey, Kecamatan Panyingkiran yang biasanya berbelanja sapi seminggu sekali ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur pun kini hanya hanya mampu berbelanja tiga minggu sekali.
 Menurut keterangan beberapa petani penggemukan sapi di Kelurahan Kulur, dan Desa Pancurendang, Kecamatan Majalengka, para petani kini enggan berspekulasi untuk berbelanja sapi di saat kondisi harga tidak stabil. Khawatir berdampak pada kerugian yang cukup besar.

Peternak Sapi Berhak Menikmati Harga Layak

Peternak sapi di pedesaan masih menjadi kaki tunggal penyediaan bibit lokal, tapi sering menjadi subyek paling menderita


                 Peternak sapi di pedesaan yang menjadikan ternaknya sebagai tabungan sebenarnya tidak menginginkan harga yang terlalu tinggi pula. Tapi, cukup untuk menjadikan panen pedet/bakalannya sebagai tabungan. Ilham Akhmadi, peternak penggemukan sapi dari Segoroyoso, Yogyakarta menyatakan,secara naluri bisnis sebenarnya ia juga lebih suka jika harga bakalan murah. Sebab dengan modal yang sama besar ia bisa membeli lebih banyak sapi bakalan.

“Tetapi, kita hidup di pedesaan yang melihat langsung bagaimana petani-peternak itu menjadi tumpuan penyediaan bibit kita. Akhirnya nurani mengalahkan naluri bisnis untuk sedikit lebih mengerti keadaan,” ungkap ketua Persatuan Pengusaha Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) ini.